Kamis, 22 Januari 2015

Pencarian Black Box Mulai Difokuskan

KAPAL riset Baruna Jaya I milik Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) memfokuskan pencarian badan pesawat Air Asia QZ8501 dengan menggunakan peralatan baru towed pinger locator atau alat pendeteksi black box (kotak hitam).Pinger locator berfungsi untuk pendeteksi black box pesawat dengan cara memantulkan frekuensi. Dalam lokasi yang tepat, kotak hitam akan mengeluarkan bunyi 'ping' atau pertanda titik badan pesawat berada. Posisi kotak hitam sendiri berada di ekor pesawat.

Alat milik perusahaan swasta yang dipinjam BPPT secara gratis itu digunakan untuk penyisiran dasar laut dalam mencari kotak hitam dan reruntuhan pesawat Air Asia QZ8501 yang diduga berada di kawasan Selat Karimata.


''Hari ini (kemarin) kita kirimkan pinger locator untuk mendeteksi black box itu,'' kata Kepala BPPT Ridwan Djamalludin di Pelabuhan Panglima Utar Kumai, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, kemarin. Ridwan mengungkapkan kapal Baruna Jaya I mulai fokus melakukan pencarian di lokasi yang diduga sebagai tempat jatuhnya pesawat Air Asia.Saat ini kapal Baruna Jaya sedang melakukan pengecekan dengan menggunakan alat multibeam echo sounder.

Temukan empat objek 
Setelah memasuki hari ketujuh dalam upaya pencarian korban dan evakuasi badan pesawat Air Asia QZ8501, tim Badan SAR Nasional (Basarnas) menemukan empat objek dengan ukuran cukup besar di dasar laut. Di lokasi objek yang ditemukan, terlihat hamparan genangan minyak.

Hal itu disampaikan Kepala Basarnas FHB Soelistyo dalam jumpa pers di Kantor Basarnas, Jakarta, kemarin. Dalam pernyataannya, dia memastikan bahwa benda-benda yang ditemukan ialah serpihan dari pesawat Air Asia QZ8501.

''Dengan mengoperasikan tiga kapal dengan kemampuan mendeteksi sasaran di bawah permukaan air, kemarin malam pada pukul 23.40 (Jumat, 2/1) tim (Basarnas) berhasil mendeteksi objek cukup besar,'' jelasnya.

Satu objek berhasil dideteksi itu berbentuk tiga dimensi dengan ukuran 9,2 x 4,6 x 0.5 meter dan satu objek dideteksi dua dimensi dengan ukuran 7,2 x 0,5 meter. Posisi dua objek tersebut berdekatan dan berada di kedalaman air 30 meter.

Pada jumpa pers kemarin sore, Soelistyo kembali melaporkan tim Basarnas menemukan dua objek tambahan.''Pukul 13.30 WIB, kapal Geo Survei menemukan objek dengan dimensi 18 x 5,4 x 2,2 meter, kemudian pada pukul 14.00 menemukan kembali dengan ukuran 12,4 x 0,6 x 0,5 meter,'' paparnya.

Dalam upaya pencarian, tim Basarnas mengerahkan kekuatan udara sebanyak 14 unit yang terdiri dari 5 pesawat fixwing dan 9 helikopter.Sementara itu, kekuatan laut mengerahkan 26 unit, yakni 16 kapal dalam negeri, termasuk 2 tanker yang dibantu 10 kapal terdiri dari Singapura 3 kapal, Malaysia (3), Amerika (2), dan Jepang 2 kapal.

Soelistyo menambahkan kapal KN Purworejo juga berada di area ditemukan objek dengan 12 penyelam. Kapal Tunda Samudera membawa 8 penyelam, dan kapal KRI Banda Aceh membawa 40 penyelam.

Soelistyo menyatakan tim Basarnas kembali mendapat tambahan kekuatan dalam upaya pencarian korban dan serpihan badan pesawat Air Asia. ''Bantuan datang dari Rusia dengan pesawat BE-200 dengan kemampuan ampibius beserta satu tim penyelam berjumlah 40-50 orang,'' tuturnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar