Presiden Joko Widodo membuka dua perdagangan di awal 2015, yaitu perdagangan rakyat di Pasar Tanah Abang, Jakarta, dan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia.
Presiden Indonesia mengunjungi Pasar Tanah Abang (2/1). Presiden optimis ekonomi Indonesia membaik pada tahun 20
JAKARTA — Presiden Joko Widodo pada
Jumat (2/1) membuka dua perdagangan pada awal 2015, yaitu perdagangan
rakyat di Pasar Tanah Abang, Jakarta, dan perdagangan saham
di Bursa Efek Indonesia. Membuka pasar sektor riil dan sektor keuangan
secara bersamaan merupakan kali pertama dilakukan oleh seorang presiden
di Indonesia.
Menandai awal tahun 2015, Presiden Jokowi menyampaikan keyakinannya perekonomian Indonesia di 2015 akan semakin baik. Presiden di Jakarta Jumat (2/1) menjelaskan, ruang fiskal Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2015 tersedia cukup besar hingga Rp 230 triliun dari pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM), sehingga diharapkan akan memberikan dorongan pertumbuhan ekonomi yang baik.
“Kerja apapun harus dilandasi dengan optimisme. Dan kita melihat, dengan ruang fiskal APBN yang saya lihat sangat baik ini akan memberikan dorongan pertumbuhan ekonomi di 2015,” tegas Presiden Jokowi.
Presiden meyakini, dorongan tersebut akan semakin positif dengan semakin besarnya alokasi untuk biaya pembangunan infrastruktur. Ia menyebutkan, pemerintah akan membangun jalur tranportasi kereta api rel ganda di luar Pulau Jawa dan pembangunan pelabuhan.
“Terutama ruang fiskal anggaran itu masuk ke kegiatan-kegiatan pembangunan infrastruktur,” kata Presiden.
Pada Januari 2015 ini, pemerintah akan membuka program national one stop service. Ini merupakan program untuk memudahkan investor asing yang ingin membangun atau mengembangkan usahanya di Indonesia.
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad menjelaskan, indeks harga saham gabungan Indonesia di 2014 adalah salah satu yang tertinggi di Asia.
“Bahwa pertumbuhan indeks harga saham gabungan telah mencapai 22,3%, salah satu yang tertinggi di Asia. Melampaui Thailand, Malaysia dan Singapura. Keberhasilan ini dapat terwujud karena dukungan penuh pemerintah, DPR, Bank Indonesia dan seluruh instansi terkait,” kata Muliaman.
Muliaman Hadad mengaku optimis, ada perkembangan yang lebih baik menyangkut perekonomian Indonesia pada tahun 2015.
”Adanya koordinasi dan sinergi yang baik antar pemerintah, Bank Indonesia dan seluruh instansi terkait, mampu menjaga confidence kita semua dan confidence pasar. Kami meyakini bekal dan pencapaian yang sudah kita capai pada 2014 akan menjadi bekal optimisme kita memasuki 2015,” kata Muliaman.
Guru besar Fakultas Ekonomi UGM Mundrajat kepada VOA berharap adanya kekuatan pondasi ekonomi Indonesia, khususnya kesiapan Indonesia dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN di 2015 ini.
”Siap atau tidak siap harus siap. Kalau kita bicara masyarakat ekonomi ASEAN, itu kan ada 5 hal, produk, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja yang terdidik. Kita bisa jadi pemain atau penonton? Karena kalau kita bicara penduduk, 40% ASEAN itu adalah Indonesia. Artinya market size nya sangat potensial. Dipertimbangkan oleh para investor itu adalah market size dan market growth,” kata Mundrajat.
Mundrajat berharap agar Pemerintahan Jokowi – JK lebih mengedepankan kepentingan nasional dalam menarik investor ke Indonesia.
Sementara itu Presiden Jokowi juga menekankan, harus ada korelasi yang kuat antara perputaran modal di pasar modal dengan geliat sektor riil.
Di hari perdagangan pertama 2015, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau. Perdagangan perdana pada 2015 dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Menutup perdagangan Jumat (2/1), IHSG berada di posisi 5.242,77, naik 15,82 poin atau 0,3%. Sementara Indeks LQ45 ditutup 903,13, menguat 4,55 poin atau 0,51%. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kala penutupan pasar Jumat (2/1) tercatat Rp 12.552 per Dollar Amerika.
Sumber : http://www.voaindonesia.com/content/jokowi-optimus-2015-ekonomi-indonesia-membaik-/2583416.html
Menandai awal tahun 2015, Presiden Jokowi menyampaikan keyakinannya perekonomian Indonesia di 2015 akan semakin baik. Presiden di Jakarta Jumat (2/1) menjelaskan, ruang fiskal Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2015 tersedia cukup besar hingga Rp 230 triliun dari pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM), sehingga diharapkan akan memberikan dorongan pertumbuhan ekonomi yang baik.
“Kerja apapun harus dilandasi dengan optimisme. Dan kita melihat, dengan ruang fiskal APBN yang saya lihat sangat baik ini akan memberikan dorongan pertumbuhan ekonomi di 2015,” tegas Presiden Jokowi.
Presiden meyakini, dorongan tersebut akan semakin positif dengan semakin besarnya alokasi untuk biaya pembangunan infrastruktur. Ia menyebutkan, pemerintah akan membangun jalur tranportasi kereta api rel ganda di luar Pulau Jawa dan pembangunan pelabuhan.
“Terutama ruang fiskal anggaran itu masuk ke kegiatan-kegiatan pembangunan infrastruktur,” kata Presiden.
Pada Januari 2015 ini, pemerintah akan membuka program national one stop service. Ini merupakan program untuk memudahkan investor asing yang ingin membangun atau mengembangkan usahanya di Indonesia.
Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad menjelaskan, indeks harga saham gabungan Indonesia di 2014 adalah salah satu yang tertinggi di Asia.
“Bahwa pertumbuhan indeks harga saham gabungan telah mencapai 22,3%, salah satu yang tertinggi di Asia. Melampaui Thailand, Malaysia dan Singapura. Keberhasilan ini dapat terwujud karena dukungan penuh pemerintah, DPR, Bank Indonesia dan seluruh instansi terkait,” kata Muliaman.
Muliaman Hadad mengaku optimis, ada perkembangan yang lebih baik menyangkut perekonomian Indonesia pada tahun 2015.
”Adanya koordinasi dan sinergi yang baik antar pemerintah, Bank Indonesia dan seluruh instansi terkait, mampu menjaga confidence kita semua dan confidence pasar. Kami meyakini bekal dan pencapaian yang sudah kita capai pada 2014 akan menjadi bekal optimisme kita memasuki 2015,” kata Muliaman.
Guru besar Fakultas Ekonomi UGM Mundrajat kepada VOA berharap adanya kekuatan pondasi ekonomi Indonesia, khususnya kesiapan Indonesia dalam menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN di 2015 ini.
”Siap atau tidak siap harus siap. Kalau kita bicara masyarakat ekonomi ASEAN, itu kan ada 5 hal, produk, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja yang terdidik. Kita bisa jadi pemain atau penonton? Karena kalau kita bicara penduduk, 40% ASEAN itu adalah Indonesia. Artinya market size nya sangat potensial. Dipertimbangkan oleh para investor itu adalah market size dan market growth,” kata Mundrajat.
Mundrajat berharap agar Pemerintahan Jokowi – JK lebih mengedepankan kepentingan nasional dalam menarik investor ke Indonesia.
Sementara itu Presiden Jokowi juga menekankan, harus ada korelasi yang kuat antara perputaran modal di pasar modal dengan geliat sektor riil.
Di hari perdagangan pertama 2015, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau. Perdagangan perdana pada 2015 dibuka langsung oleh Presiden Joko Widodo.
Menutup perdagangan Jumat (2/1), IHSG berada di posisi 5.242,77, naik 15,82 poin atau 0,3%. Sementara Indeks LQ45 ditutup 903,13, menguat 4,55 poin atau 0,51%. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat kala penutupan pasar Jumat (2/1) tercatat Rp 12.552 per Dollar Amerika.
Sumber : http://www.voaindonesia.com/content/jokowi-optimus-2015-ekonomi-indonesia-membaik-/2583416.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar